Jumat, 17 Agustus 2012

__KESAKSIAN BISU__


Oleh : Faris Bobero

Ketika kaum Mustad’afin menjatuhkan lidahnya
di atas sepatu pejabat yang dianggap suci dalam institusi
di luar sana korupsi dilawan, di sini korupsi dipelihara
Entah kapan bisumu bersaksi, wahai Mustad’afin
Ataukah namamu hanya menjadi angin kejayaan
Dalam catatan sejarah saja

Di balik slogan institusi yang menutupi watak pragmatisme
Terpatri ambisi duniawi memperkaya diri sendiri
Bersenang-senang di atas penderitaan kaum tertindas
Merawat kekayan golongan kerabat keluarga
bahkan mengabaikan visi amar ma’ruf nahi munkar

Gerakan dakwah terpenjara dalam lingkaran bisu
 Kaum Mustad’afin hanya bisa mencium langit yang sepih
Membisu dalam kesaksian yang terus terlewati
Kami sedang frustasi !!!!

Selasar. Kampus FISIP UMMU, 03 April 2012

Senin, 04 Juni 2012

_perahu canga itu_

epos laut........
busah dan buih putih menuntun gulungan ombak mengendap pasir putih pantai
busah dan buih putih terus ku berlari mengejar mimpi

arus slalu memelatuki kaki tak beralas di tepi pantai itu
didasar laut tesimpan 1000 mimpi
takperduli penumbuk karang takperduli ombak menerjang
aku sendiri menari-nari bak anak laut serambi pulau itu

kalau aku mau?
buatkan perahu kubentangkan layarku keteluk tomine dan sangihe
berlayar dan terus beryar bagai syaitan melintas 50cm di atas laut tau!!

Bismilah.. kubuka hatiku,,terbangkan nalarku
Bismilah.. Nahkoda pengusa dicincang diterkam potongan dagingnya
tenggelam taktersisah
anak canga melintas terus berlayar terus
atas titah pasukan canga.
KAMI ANAK LAUT MATI DILAUT

1 Agustus 2010 

_Becakku Berkunang-kunang_

dulu, kulihat dirimu bak pahlawan jalan raya
waktu -kewaktu berikut kau nampak seperti pembalap sirkus beroda tiga
ketika saudara seberang lautan baru melihat penampilanmu di jalan itu
ya kaulah becak kendaraan tidak berkanalpot yang cukup lama keberadaanmu
kini kau lihai, unik dipandang mata.
di Bacan itu kulihat dirimu unik lagi
kini dirimu dihiasi ala sirkus modern
dihiasi warna-warni lampu kecil, dimodif dengan sounsistem
dengan lagu-lagu yang diminati para penumpang
wah.. dirimu kini terang dimalam hari berkunang-kunang
kini dirimu tidak remang-remang bak kaffe dipinggiran kota itu.
                                       
    Bacan. Labuha,18 September 2010

_berharap Ruang ini bertuan_

mungkin nanti kukembali,, bilik itu tak bertuan lagi....
mungkin nanti saat ku tiba kembali, sejarah itu tak diceritakan lagi
esok, lusa atau nanti kuharap itu kembali...
saat ruang itu semakin didominasi beribu macam budaya
merong-rong sendi kehidupan sampai ke akar rumput yang dulu hijau
kini menjadi belang-belang
Kotaku kini berwana...pokonya indah!!!!
kotaku kini didominasi...
politisi,infestor,koruptor
kotaku kini tambil alah ling-lung
kotaku kini diambang gelombang salju
ahhc dimana kawan-kawan yang berada dikiri jalan itu?

1 Desember 2010 

_OH SAYANG DITEPI JALANG _

Lalu-lalang dikerumunan jalan
bisingan mesin merong-rong kelam
taksemerdu suara genderang, puang menari riang
dikaki waktu menerawang zaman genderang ku punah takberkesudahan
tepian swering kupu-kupu malam berjalan, mengadu nasip yang semakin malang

wahai tuanku jangan bertopeng dengan semboyan
pernahkah kau terbayang, esok menjelang kelaparan kami melayang
hidup kami bagai layang-layang

wahai moyangku sayang, kini sejarahmu taklagi dikenang
penguasah telah menjadi dalang atas ruang yang kau perjuang
anakmu mabuk kepayang melihat bapaknya yang pecudang

oh tepi jalang,,,,,
masih adakah kasih sayang
seakan gelap menerawang terang
kuingin terbang menebarkan ketenangan
tuk pulang membawa terang.....

14 Desember 2010

_RUMAH ITU MENYELIMUTI KHAYALKU__

RUMAHKU……..
Dikau taksemegah gedung putih dikau taksekokoh tembok berlin
Mahkotamu berdaun kelapa badan berbingkai dari batang pepohonan kakimu bertiang terus dihantam deru arus laut kota mati, sembari teringat tragedi berdarah 99 silam itu.

Pagi itu mengerutu aku bersiul dibelakangmu memandang bening laut biru dan pulau kumo yang slalu temani hari kita bercerita
Ribuan burung camar berlalu lalang didepan kita menyapaikan pesan damai laut biru di halaman rumah kita

Senyum selalu terukir tanpa terpikir petir dari wajah murkah
Yang takterpikir dating menghampiri merombak tepi
Jadikan ramai berubah sepi, merumahku meratapi

So dari dulu, suasana itu kau geluti tanpa pambri
Takpernah ada keluh-kesahmu walau seribu jemari merubah bentuk fisikmu
Walau cemohan cerewetan forum cari kutu meledek, kau Nampak santai

Engkau begitu lihai menjaga kami dari panasnya matahari dan bisiang hari hujan bahkan hembusan angin bayu ketika malam tak gentarnya dirimu bagai serdadu siap mati dipadang perang
Dengan secukupnya hati bersua sembari bertrimakasih rumahku suatu saat kukembali.



Sabua lamo, 21 Oktober 2010

_SEBENTAR LAGI AKU KEDINGINAN_

"Catatan Untuk Sahabat"

Entah darimana, kapan kita memulainya...
dihari itu pukul satu, pertama keluh selanjutnya berlalalu
mengikuti merdu kaupun tersipu, kitapun berlabu

hari-hari kita berlalu, tanpa malu-malu kita mengaku saudara se'ibu
iqrarku menyapamu dalam catatan harianku
takada ragu takada mengerutu, walau sagu bertemu dagu
kita selalu bercandu ide malam itu walau waktu termangu

saudaraku...
diujung jalan itu melepas rindu kapankah bertemu
jemariku rindu membelaimu
disini kusenduh pilu, disini aku meramu tanpa sadarku
nalarku membisu dengan kesendirianku menatap ruang-ruang hampa yang takbetuan itu

pesanku selalu wahai saudaraku...
kiriku lemah dengan kesendirianku.
sedangkan lintah darat melumat perut rakyat
sedangkan adat, budak!!!!!
sedangkan simbol kami, tameng!!!!!
sedangkan, masih dianggap sedang-sedang saja?

saudaraku...
jangan lagi menggerutu ciptakan suasana baru
nyanyikan lagu saat kita merasa perlu
lantahkan suaramu jangan ragu
walau serdadu menghalangmu hempaskan sapu gumutu.
singkirkan kutu-kutu.

                                                        10 Januari 2011 pukul 3:08 

INILAH DIRIKU

Inilah diriku...
ataukah aku bukan aku?
dan mereka bukan aku
aku tiadalah aku
atas semua hal ini atas nama kehidupan ini
konsekuensi apa yang telah kau beri
takada pandang bulu ini
banyak yang tertati, sebagian yang perduli
siapa yang bertangungjawab atas hal ini
ada yang jarang dapat memahami
sadarlah kita maklumi
semua arti hidup ini kemarin terlewati
esok kita nanti namun kadang takterpatri
dan semua itu pasti...

                                     Tayawi, 24 Juli 2009

_BUKAN PUTIH BIASA_


Hai lembaran kertas putih begaris
sudah lama aku tak menulis
bukanya aku sok puitis
tapi perasaan ini mengiris

saat hati terkikis, hati ini menangis
padahal itu rasa pesimis
seharusnya aku realistis
tidak perlu mengemis
jadikan diri optimis

dalam pintaku do'a itu cinta yang sejati nan harmonis

                                                   Tayawi, 25 Juli 2009

_HALMAHERA SIAPA YANG PUNYA_

Catatan: Dalam Hutan Taman Nasional Aketajawe

Sepotong Tanah Surga di Pulau Halmahera
itulah yang biasa diistilahkan oleh banyak orang

tanpa sadar, suatau saat anak cucu kita bertanya
saat nanti kita bercerita Tanah surga itu
anak-cucu kemudian bertanya "bule bawah kemana tanah surga itu"
"kenapa om wakil rakyat gadaikan tanah itu"

anak-cucu kini hanya melihat gunung tak bernyawa bahkan tidak pula bergunung
para nelayan tidak lagi berdayung memburu laut
anus tambang terus menumpuk laut dengan limbahnya

kini esok atau nanti pulau halmahera terbelah pecah tak bersatu dari badanya


                                                                        Tayawi, 27 Juli 2009

PUISIKU TAKLAKU

Puisiku..
Bebas dan tak mengeluh
Dengan nada merdu
Bisa pake suling bambu
Bahkan tarian sepatu

Puisiku mengadu
Dulu laeng skarang dulu
Takdirku begini begitu
Hanya bisa berhayal, merayu
Aku ingin begini aku ingin begitu
Ingin-ingin  ini itu banyak sekali

Puisiku meramu...
Satu sepatu, Dua durian, tiga mentega empat melompat
Lima delima, enam menanam, tuju menuju, lapan lapangan
Sembilan bilangan, sepuluh puluhan, sebelas naik kelas 12 jadi patong
Kemudian mereka bertanya, kenapa berhenti?
Celaka 12.

Kembali diriku, puisiku taklaku
Biarlah, walau sagu bertemu dagu
12 itu takmembatasiku walau jatuh

                                                   Ternate, 25 Februari 2011

Sepotong Tanah kami?

Disinilah diriku.. ditanah ku
Apakah nanti aku tidak disini lagi?
Aku akan kemana?
Apa mereka  akan seperti diriku
Aku bukan mereka, aku memikirkan mereka.

Tanahku, bukan lagi tanahku
Tanahku merah  seperti. Indonesia merah darah ku
Putih tulangku bersatu dalam dekapanmu.

Kemarin ditanahku penuh pepohonan
Ada pohon saguer manis pait – saguer manis pait sapuluh sen
Harga satu botol rame-rame minum sampe mabo, mabo
Rame-rame minum sampe mabo- mabo
Mabo tra la la
Malaikat kebebasan, atau kelemahan.

sekarang kulihat ibu pertiwi sedang bersusah hati
Airmatanya belinang.. mas, intan yang terkerap
Hutan, gunung, sawah lautan simpanan kekayaan
kini ibu sedang lara..merintih dan berderah

Apakah kau masih ditanahmu?

                                                      Taman Nasional Ake Tajawe, 2008

TIKAR SAJADAH

Tikar sajadah..
kriput tak berwarna, penuh makna.
bersujud tanpa menghapus dosa
berharap jalan yang tak pernah ada

tikar sajadah..
terurai di samping dinding tempat bekerja
puluhan tamu teman beriringan..
serpihan tintah spidol memetahkan tujuan mereka di papan putih itu

mereka memulainya
mereka nampak sibuk merumuskan strategi dan taktik
mereka merembuk membagi tugas SWOOT
mereka terkonstruk dengan fenomena dan tulisan mereka
mereka sendiri mengakhirinya

sejenak diriku bertanya-tanya
kenapa merekah lengah?
kenapa sampai disini saja?
apa yang kurang di SWOOT? sewot!!!

tikar sajadah....
mengungkap makna di balik semua itu.
Hablumminaullah
hablummninanas

                                 FOSHAL. 20 Maret 2011

PELAYAN

 Pelayanku An
yang akhirnya pelayan-an
walau dikasi jabatan
tetaplah pelayan

pelayan-an
terimah upah dari majikan
mau saja memakan orang

pelayanan
walau engkau dikantoran
tetap kau pelayan..

6 April 2011. (Pelayanan Publik Kota Ternate : Dulu Sampai sekarang)

_SEBUAH PENGAKUAN_

·
Tuhan kini aku tidak percaya lagi dengan agama,, aku bagaikan "batu terapung" terkapar dilautan bebas. siapa saja yang ingin ke pulau menaiki pundakku. aku kan mengatarkan menuju pulau itu dengan arus kehidupan
Tuhan,, kini mereka memperdebatkan, mengklaim siapa yang paling sucih
aku muak,,,, sedangkan disampingku, mereka yang kadang tidak terlihat oleh nurani pengusah bertopeng agama, mereka lapar, mereka tidak membutuhkan kata "menjanjikan surga" mereka hanya menginginkan sesuap nasih untuk perut mereka. aku muak..!!!!!!!!!!!!!!!!!!
lagi-lagi aku muak ya.. Tuhan.. lihatlah mereka yang berkopiah lebih banyak korupsi....daripada memberih.....
Tuhan kini aku hanya meyakini keberadaanmu walau takterlihat secara kasat mata, walau takpernah aku sentuh. aku meyakini-Mu...merindu berada disamping-Mu. "di-altar itu aku bermimpi"
"PERMISIH BIARKAN AKU MENCIUM LANGIT"

                                                  29 April 2011 pukul 15:26 

CATATAN KOSONG

Mengundan Kesunyian

Gejolak kesunyian,,
mengelus nafsu bertabur harap
tatapan kosong dalam keramaian
alam bawa sadar mengajak pergi tinggalkan sedih menyendiri

kesunyian kelabu
suara gemuru pertapaan dalam goa-goa
tanpa arah berharap dalam doa
berbagi rasa pada gelap
berharap sepercik cahaya
datang dan menyapa kesadaran

mereka, teman
mereka, rekan
mereka, melawan
semua satu dalam perjuangan
namun tidak semuanya bergantung dalam ikatan

diam dalam kesunyian
memupuk keimanan hadapi kehidupan..

                                                       Foshal, 20 Mei 2011

ESOK HARI 23 TAHUN

23 Tahun
meniti, jalan, berlari..menghinggapi
ditengah-tengah kerumunan hidup dan mati
kadang tiada arti namun terus melewati

hari-kehari menelusuri, detak jam berbalik lagi
hari-hari mengejar mimpi entah kapan terpenuhi
suara hati bernyayi menghibur sendi nadi
pagi masih kembali

dua puluh tiga tahun
tanpa sangkar berjeruji besi
menghinggapi pada yang peduli
tangan mereka penuh kasih
doa mereka terus menghampiri

dua puluh tiga tahun hari ini....
entah terus berlanjud atau mati dihari ini

*catatan kematian untuk esok hari 25 Mey 2011

RUMAH DALAM DOA

Rumah baru...
engkau begitu asing pertama bertemu
engkau kelihatannya setia walau belum mengenalku
engkau rumah baruku.

dikaki waktu kita bertemu..
kejutan baru menyapa hidup ku
ditarau itu berkumpul suasana baru
pertama malu seterusnya berlalu

menit berganti hari
hari berganti bulan
bulanpun berganti tahun
menahan tangisan dalam tawa
mengukir senyum dengan tetesan air mata
bersama waktu terus terjaga
meniti rasa terpendam dalam jiwa


gelisah menghampiri..
jauh yang takberarti
untuk mengejar mimpi yang takpasti
walau kadang isi perut mengerogoti
ahhhk ini mungkin mimpi

gelisah kian menabur mimpi
akupun terus menelusuri
dikala malam hembusan angin menembus kulit
tubuh merebak kesunyian
pagi kembali menghampiri
sinar mentari menyinari hari

rumahku.. jangan tinggalkan aku.
walau kadang aku menyendiri pergi
hanya mimpi-mimpi belum terpenuhi.

Amin........

                                                     26 Mei 2011 

TEMAN-DEKAT-DEKAT'AN


Kemelut berkalung cemberut
kata-kata hilang diterpa gelombang laut
amuk fajar mengelupas kulit
menanti esok semakin sulit
ah.. mereka pelit butuh nasehat parang, serulit

kemarin mendekat bak prangko melekat
sekarang melumat apa saja dia "lumat"
sebentar curhat, sebentar menghujat
esok-esok tidak teringat yang telah terlewat

teman dekat hanya mendekat
ikrar sahabat dijadikan keramat
oh, bukan main teman dekat.....

                                                29 September 2011

HARI ESOK

Hari terus berganti
Bumi pun terus berputar pada porosnya
Dengan pengetahuan manusia dapat menghitung abad

Hari terus berganti
Dari minggu berganti senin dari bulan berganti tahun
Tahun berganti abad kalender terus dicetak dan dibelih

waktu terus berputar
Detak jarum jam berputar dari menit ke detik, dari detik ke jam
Tanpa henti walau tanpa baterai menempel pada dinding langit

Hari terus berganti
Saat ini esok atau nanti antara pasti ataupun tiada arti.
                                            
                                                                                         Dinding Foshal 27 Oktober 2011

Rindu di atas Puncak Gunung Gamalama

Mataku tertuju pada satu jagat
Meresap dalam, menghanyutkan sukma
Kupeluk mentari pagi, kuciumi langit

Beribu nalar berterbangan menghinggapi empat pulau Gapi
Menelusuri laut dihiasi pelangi menaburi warna-warni
Kepada Kolano Bobato dan balakusu sekano-kano. kulepas rindu.


                                                     Gamalama, 30 Oktober 2011

DIANTARA MALAM DAN PAGI

Diantara  malam dan pagi  tak terbatas
Mencoba ketepi, melepas  kehampaan
Hanya ruang yang tak terhempas tidak kutahu entah kemana

Air laut masih membasahi kaki, sisa-sisa pasir masih melekat
Buih laut menari-nari diatas ombak
Diantara malam dan pagi sampaikan mimpi yang belum terbelih

Diantara malam dan pagi hari belum berganti
Buih masih saja menari mengejek aku untuk tenggelamkan diri
Asamnya mimpi melebur dalam laut
Hari tak jua berganti.
                                  Dufa2(Rumahku), Selasa, 22 Nov 2011

Nyong Ambon Nyong Halmahera

Beta So datang Ka Ambon,,
beta, torang so pasti beda bukan satu bahasa
Beta, torang tapisa pulau deng pulau

Kini torang su pulang Ternate-Halmahera
kini torang, beta so tau bahasa ibu yang beda
kini beta, torang sotau salawaku deng parang
tarada beda.
Beta Nyong Halmahera
Torang Nyong Ambon Manise.
                                    Ambon -  Makassar- Ternate 17- 18 Desember 2011

Hari Menyapa

Hari yang biasa
waktu selalu menyapa
dengan bahasa hati yang setia

suatu hari yang terbiasa
orang selalu merangkai kata
tanpa kehabisan makna

hari yang setia
bukan untuk siapa-siapa

                                           19 Desember 2011

SAJAK KELABU

Sajak kelabu
berganti tahun yang tidak lagi biru
gemuru langit terus melaju
tidak bertepi untuk menyatuh
menghiasi malam bukan untuk aku bukan untuk kamu bukan untuk kita

Saja kelabu
berharap dan menunggu
ditahun yang baru
tak ada perahu tak ada kamu
semua menunggu untuk berlabu
Sajak kelabu tak lagi biru.

                                          Tarau, 01 Januari 2012

__Menciptakan Angan__

Dari poros waktu
Terus aku meramu
Wajahmu, yang dulu membayangi
Diselah-selah mimpi
Tak perlu lagi menunggu, pasti

Pagi kini telah datang
Membawa sejuta harapan
Bersamamu bukan kenangan

Tak perlu sampaikan pada tembok
Yang slalu diam menemanimu
Dikala sendirian
Tak perlu sampaikan pada angin malam
Untuk membawa terbang kerinduan

Kini, saat ini bukan lagi tiada
Kini, saat ini bukan lagi mengasah rasa
Kini, saat ini untuk bersama
Tak perlu lagi kupendamkan rasa
Ya aku harus bersama
               
                                          FoSHal, 02 Januari 2012

_Lautan Jiwa_

Akhirnya tiba juga
yang telah kunantikan so dari dulu
namun ini bukan akhir dari yang kuciptakan
malam ditemani lautan

seribu tahun belum habis aku berlabu
membawa rindu yang menempel di bahuku
telah lama memenjara rasa
kini aku bebas mengarungi samudera
mendayung dengan sebelah lengan yang patah
untuk menggapai bahagia
dalam lautan jiwa.

                               Taranoate, 19 Januari 2012

_Lautan Rasa_


Dari seberang lautan jiwa
Kelopak matamu mengundang rasa
Tatapanku mengarah pada jagat yang terbiasa
Layar cinta telah terbentang dan arah angin menuju satu arah

Berlayar belum bertepi
Kelopak simpati terus menghampiri
Gelombang ombak Mendekat mengajakku
Menerjang lautan jiwa yang kau lukiskan

Sampailah hatiku pada pelabuhan asmara
dan melumat kecantikan diwajahmu

Setelah sekian lama diatas armada
aku mabuk  dalam gelombang cinta

                                                         Jarod, 26 Januari 2012

_Menuju Lorong Langit _

Tadi sore awan kelabu
Sambil termangu berpangku dagu
Menunggu kereta…….. menjemput
Sambil meniup teropet waktu

Takbir berkumandang
Memperingati tiket keberangkatan
Menuju singasana yang tenang

Wewangian kasturi menghantarkan mimpi
Yang terlelap di sore ini
Dan pergi ke lorong langit yang sepih

                                                        Ternate, 27 Januari 2012

Hujan dihari yang sepih

Saat hujan di penghujung pagi
menitip rindu pada pelangi
Hujan dipenghujung pagi
sepihnya hari belum berganti.

                                          Ternate, 06/02/2012

__ Untuk Bunda__

Air mata terlanjut tumpah
membasahi tanah menjadi darah

tak perlu berkata pada siapa
hanya pada 'sujud' kusampaikan makna

Oh Bunda 'penyemangat dalam hidup
Iklaskan, dimana jasad ini akan tergeletak

17/03/12

__Padamu__

Ku-rebah-kan ke-rindu-an-ku pada rendah tanah
ku-redam rasa, kupendamkan cita
lalu langit mulai hitam
mendung mengundang tanya, masihkah "diam"
lalu kusampaikan pada malam yang membisu
sambil berbisik "takmungkin aku mencium langit"

                                                                          FoSHal, 16 Mei 2012

__Berlari__

Belum tiba waktunya
dipenghujung jalan masih berlari
berlari entah tepih entah sepi

belum tiba waktunya
takperlu bertanya-tanya
mulailah bercerita dan menulis kisah-kisa
dari mana kau memulai untuk berlari

Hingga tiba waktunya
kita menjawab mimpi-mimpi

                                           FoSHal, 24 Mei 2012

__ SEDANGKAN AKU ANGIN__

takperlu menyampaikan kata-kata,
sedangkan aku telah menjadi angin
kata-katamu telah terbang
bertaburan keseluruh nafas mereka
maaf taksempat kuhirup kata-katamu
apalagi membacanya
karena aku telah menjadi angin.
                                               Ternate, 03 Juni 2012