RUMAHKU……..
Dikau taksemegah gedung putih dikau taksekokoh tembok berlin
Mahkotamu
berdaun kelapa badan berbingkai dari batang pepohonan kakimu bertiang
terus dihantam deru arus laut kota mati, sembari teringat tragedi
berdarah 99 silam itu.
Pagi itu mengerutu aku bersiul dibelakangmu memandang bening laut biru dan pulau kumo yang slalu temani hari kita bercerita
Ribuan burung camar berlalu lalang didepan kita menyapaikan pesan damai laut biru di halaman rumah kita
Senyum selalu terukir tanpa terpikir petir dari wajah murkah
Yang takterpikir dating menghampiri merombak tepi
Jadikan ramai berubah sepi, merumahku meratapi
So dari dulu, suasana itu kau geluti tanpa pambri
Takpernah ada keluh-kesahmu walau seribu jemari merubah bentuk fisikmu
Walau cemohan cerewetan forum cari kutu meledek, kau Nampak santai
Engkau
begitu lihai menjaga kami dari panasnya matahari dan bisiang hari
hujan bahkan hembusan angin bayu ketika malam tak gentarnya dirimu bagai
serdadu siap mati dipadang perang
Dengan secukupnya hati bersua sembari bertrimakasih rumahku suatu saat kukembali.
Sabua lamo, 21 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar