Senin, 04 Juni 2012

_RUMAH ITU MENYELIMUTI KHAYALKU__

RUMAHKU……..
Dikau taksemegah gedung putih dikau taksekokoh tembok berlin
Mahkotamu berdaun kelapa badan berbingkai dari batang pepohonan kakimu bertiang terus dihantam deru arus laut kota mati, sembari teringat tragedi berdarah 99 silam itu.

Pagi itu mengerutu aku bersiul dibelakangmu memandang bening laut biru dan pulau kumo yang slalu temani hari kita bercerita
Ribuan burung camar berlalu lalang didepan kita menyapaikan pesan damai laut biru di halaman rumah kita

Senyum selalu terukir tanpa terpikir petir dari wajah murkah
Yang takterpikir dating menghampiri merombak tepi
Jadikan ramai berubah sepi, merumahku meratapi

So dari dulu, suasana itu kau geluti tanpa pambri
Takpernah ada keluh-kesahmu walau seribu jemari merubah bentuk fisikmu
Walau cemohan cerewetan forum cari kutu meledek, kau Nampak santai

Engkau begitu lihai menjaga kami dari panasnya matahari dan bisiang hari hujan bahkan hembusan angin bayu ketika malam tak gentarnya dirimu bagai serdadu siap mati dipadang perang
Dengan secukupnya hati bersua sembari bertrimakasih rumahku suatu saat kukembali.



Sabua lamo, 21 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar